Profil Pemain Radja Nainggolan

Radja Nainggolan (lahir di Antwerpen, Belgia, 4 Mei 1988; umur 30 tahun) adalah pemain sepak bola profesional asal Belgia yang saat ini bermain untuk klub internazionale, ia menempati posisi bermain sebagai gelandang.


Nainggolan lahir di Antwerpen. Ia adalah putra dari Lizy Bogaerts, seorang Belgia beretnis Flandria beragama Katolik Roma yang membesarkannya bersama tiga saudara tirinya dan adik perempuan kembarnya, Ayahnya Marianus Nainggolan, orang Indonesia berasal dari suku Batak beragama Protestan yang meninggalkan mereka ketika dia masih anak-anak.

Ibu Radja Nainggolan meninggal pada tahun 2010, dan setelah kematiannya ia men-Tato dua sayap besar di punggungnya dengan tanggal kelahiran dan kematian ibunya. Ia beragama Katolik Roma dan dapat berbicara bahasa Belanda, Inggris danItalia dengan lancar, serta cukup mengerti bahasa Perancis.
Radja Nainggolan
CSKA-Roma (5).jpg
Nainggolan bermain untuk timnas Belgia pada tahun 2009
Informasi pribadi
Nama lengkapRadja Nainggolan
Tanggal lahir4 Mei 1988 (umur 30)
Tempat lahirAntwerp, Belgium
Tinggi1,75 m (5 ft 9 in)*
Posisi bermainGelandang
Informasi klub
Klub saat iniInternazionale
Nomor14
Karier junior
2000–2005Germinal Beerschot
2005–2007Piacenza
Karier senior
TahunTimTampil(Gol)
2006–2010Piacenza71(4)
2010→ Cagliari (pinjaman)7(0)
2010–2014Cagliari131(7)
2014→ Roma (pinjaman)17(2)
2014–2018Roma138(26)
2018-Internazionale0(0)
Tim nasional
2004Belgia U-161(0)
2007Belgia U-192(0)
2008–2009Belgia U-202(0)
2007–2010Belgia U-2113(1)
2009–Belgia30(6
Di Antwerpen, Belgia, ketika Radja baru memulai kariernya di dunia sepak bola, tak banyak yang tahu bahwa Radja keturunan Indonesia. Beerschot, tempat Radja dulu pernah ditempa. 

Di klub ini pula, sejumlah pemain tim Les Diables Rouges pernah bernaung, seperti Mousa Dembele, Toby Alderweireld, dan Jan Vertonghen. mengingat Radja memiliki postur tubuh yang kecil dibanding rata-rata anak-anak setimnya di Beerschot.

“Dia masuk Beerschot sejak umur 9 tahun, tapi bermain bola sejak umur 4 tahun, “Meski posturnya kecil, Radja itu dominan di lapangan. Radja juga dikenal sebagai pemuda pemberontak dan agak sulit diatur. 

Dengan postur tubuh yang kecil, Radja juga dianggap punya kelemahan ketika harus menyambut bola di udara. Kondisi fisik ataupun reputasinya sebagai anak liar yang sulit diatur di lapangan ini sempat menjadi salah satu kendala bagi Radja untuk dipertimbangkan serius dalam klub profesional.

 Radja yang sering dijuluki El Guerroatau Ninja ini memang mengagumkan. “Dia punya bakat alami, tekniknya bagus. Sampai kemudian Club Piacenza Calcio menemukan pemuda dengan tinggi 170 cm ini. Bergabung dengan Piacenza juga tidak pernah dibayangkan oleh Radja. Maklum, sebelum ke Piacenza, Radja belum pernah keluar dari Belgia. “Pada bulan pertama Radja di Piacenza, dia sering menelepon dan menangis karena rindu pulang, Apalagi Radja tidak bisa berbahasa Italia. Waktu itu, Radja memang masih tercatat sebagai anggota di Germinal Beerschot yang dipinjamkan kepada Piacenza selama satu tahun pada Agustus 2005. Pada November 2006 ketika ia masih berlatih di Piacenza. Ketika itu, Radja masih remaja tanggung berumur 17 tahun, yang berusaha memastikan masa depannya di dunia sepakbola profesional. 

Radja mengakui awalnya sulit beradaptasi dengan kondisi Piacenza, terutama karena halangan bahasa. “Tapi sekarang saya bersyukur memutuskan untuk ke sini, karena di sini saya menyadari pentingnya menjadi pemain profesional. Radja, yang juga memutuskan untuk meninggalkan bangku sekolah agar bisa total di bola. 

Radja, yang kala itu belum berlumuran tato. Pada tahun yang sama, sempat beredar rumor bahwa Indonesia sedang mencari pemain-pemain berdarah Indonesia untuk masuk dalam tim nasional. Namun, sejak awal, Radja tidak pernah ragu untuk menjadi bagian dari tim nasional Belgia, dan menunggu tawaran dari Belgia. Keinginan Radja untuk ke Indonesia justru bukan karena alasan ingin main dengan tim nasional Indonesia. “Saya ingin bertemu dengan ayah,” katanya.

Maklum, Marius Nainggolan, ayah Radja, meninggalkan Belgia ketika Radja dan Riana --saudara kembar Radja-- masih berusia 5 tahun. Dalam salah satu program televisi lokal, Radja berkisah bagaimana ibunya, Lizzy, harus bekerja siang-malam untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 

“Tanpa ayah, ibu terpaksa bekerja nonstop dan saya bersama Riana berusaha untuk tidak terlalu membebaninya,” tutur Radja. Kematian ibunya pada 2010 ketika Radja masih berusia 20 tahun menjadi pukulan sangat berat bagi Radja, yang kala itu baru mulai menapaki kariernya sebagai pemain bola profesional. 

“Radja bahkan tidak tahu bahwa ibu sakit. Ibunya melarang Riana untuk menceritakan kondisi kesehatannya. Ibunya takut, kabar sakitnya akan mengganggu konsentrasi saya di klub,”Setahun setelah kematian ibunya, Radja memutuskan untuk menikahi Claudia, seorang gadis Italia yang dikenalnya di Cagliari, Sardinia, ketika ia masih bermain di klub Seri A Liga Italia tersebut.

Demi mengabadikan sang ibu, Radja membuat tato sayap di punggungnya lengkap dengan nama ibunya dan tanggal kelahiran serta kematiannya. Sejak kematian sang ibu, Radja kemudian berusaha mempertanyakan kembali peran sang ayah.

Pada Juni 2013, ketika ia sudah menandatangani kontrak dengan Cagliari, Radja bersama istri dan anaknya, Aysha, akhirnya berkunjung ke Indonesia untuk pertama kali dalam hidupnya.“Tiba-tiba setelah berpuluh tahun gagal membangun komunikasi, ayah Radja ada di depan mata. Ia berusaha menjelaskan alasannya mengapa ia meninggalkan kami. Tapi, bagi Radja, semua yang dia katakan tidak masuk akal. Ia terus bicara dan bicara. Tapi, selama itu, Radja hanya memikirkan ibu dan bagaimana ibu berjuang untuk menyambung hidup kami,”dan Radja yang waktu itu sudah resmi bergabung dengan tim Setan Merah Belgia. 

Sejak itu, Radja seperti ingin melupakan saja episode pahitnya dengan sang ayah dan berkonsentrasi penuh membangun keluarganya sendiri. 

Namun Radja tidak pernah berhenti untuk terus ingin membuktikan diri baik di klubnya, AS Roma, maupun di tim nasional Belgia. Setelah bertahun-tahun, Radja tetap merasa lebih dihargai di Italia ketimbang di negerinya sendiri. “Di Belgia, mereka tidak memberi kepercayaan penuh kepada saya untuk bermain seperti di Italia,” kata Radja. 

Maklum, hubungan Radja dengan Marc Wilmots, pelatih tim nasional Belgia, sempat menegang, khususnya setelah Piala Dunia 2014 di Brasil, ketika Radja hanya masuk dalam daftar pemain tunggu.

Bagaimanapun, terlihat jelas perubahan yang nyata dari remaja tanggung 17 tahun yang masih ragu akan nasibnya di negeri orang hingga menjadi Radja Nainggolan berumur 28 tahun yang terlihat sangat matang di rumput hijau. Marc Wilmots tentunya sadar akan hal tersebut.

Dari segi profesionalisme, karena merasa lebih diterima di AS Roma, Italia, Radja enggan menerima rayuan Antonio Conte, pelatih tim nasional Italia sekaligus pelatih baru di Chelsea, untuk bergabung pada musim panas tahun ini. 

Kemenangan 1-0 Belgia atas Swedia berkat tendangan Radja pada Rabu lalu adalah tendangan yang memastikan posisinya sebagai pemain yang akan lebih dihargai di Belgia sekaligus memastikan bahwa ia akan menjadi rebutan klub-klub nomor satu di Eropa.

Karier klub
Piacenza
Radja Nainggolan tiba di Piacenza Calcio pada akhir tahun 2005 pada usia 17 tahun, dari tim K.F.C. Germinal Beerschot. Ia berhasil tampil pada dua pertandingan Serie B untuk klub, selama dua musim terpisah.

Nainggolan bermain dalam 38 pertandingan pada Serie B musim 2008-2009 untuk tim asal Emilia-Romagna tersebut, ia mencetak tiga gol yang akhirnya finis diurutan ke-10. Pada 27 Januari 2010 ia dipinjamkan ke Cagliari Calcio di Serie A, dengan opsi untuk membelinya secara permanen di akhir musim.[9] Dia membuat debut liga pada tanggal 7 Februari, bermain dalam tujuh menit saat kekalahan tandang Cagliari 0-3 atas Inter Milan.

Cagliari
Pada 21 Juni 2010, Cagliari mengakuisisi Nainggolan secara permanen. Pada awal Oktober 2013, setelah tiga musim sebagai pilihan pertama yang diperdebatkan, ia memperpanjang kontrak hingga 2016.

Namun, pada 7 Januari tahun berikutnya, Nainggolan dipinjamkan ke sesama klub Serie A, A.S. Roma sampai akhir musim dengan biaya € 3 juta, dengan opsi Roma membuat kesepakatan permanen pada musim panas berikutnya untuk harga € 6 juta.

Roma
Nainggolan melakukan debut untuk tim barunya pada 9 Januari 2014, saat Roma meraih kemenangan kandang 1-0 atas U.C. Sampdoria pada ajang Coppa Italia musim 2013–2014, yang membuat Roma lolos ke perempat final. Pada kompetisi yang sama, ia juga membantu menyingkirkan Juventus F.C. dengan bermain selama 90 menit penuh pada 12 hari kemudian.

Inter
Pada 26 Juni 2018, Internazionale merekrut Nainggolan seharga 38 Juta euro, dan dia menandatangani kontrak sampai juni 2022.

Karier internasional
Nainggolan tampil pertama kali bersama tim nasional Belgia pada 29 Mei 2009, melawan Chili pada ajang Piala Kirin.

sumber : wikipedia , kaskus, google