Christian Vieri (lahir di Bologna, Italia, 12 Juli 1973; umur 45 tahun) adalah mantan seorang pemain sepak bola asal Italia. Ia berposisi sebagai penyerang.
Sebelumnya ia bergabung dengan beberapa klub, di antaranya Inter Milan (1999-2005), AC Milan (2005), dan AS Monaco sebelum kemudian pindah ke Sampdoria pada tahun 2006. Ia hijrah ke AS Monaco karena ketatnya persaingan di AC Milan. Masa-masa tersuksesnya sebagai penyerang bisa dibilang dialami ketika ia bergabung di Atletico Madrid, S.S. Lazio, dan Inter Milan. Dalam 8 tahun di ketiga klub tersebut, ia mencetak 139 gol dalam 190 kali penampilan. Pada 10 Agustus 2006, Vieri dan Sampdoria secara mengejutkan menyetujui untuk memutuskan kontrak Vieri setelah ia baru bergabung selama sebulan di klub tersebut dan belum memainkan satu pertandinganpun. Kemudian pada 29 Agustus ia bergabung dengan Atalanta dengan sistem gaji di mana ia akan dibayar sesuai jumlah pertandingan yang ia jalani serta berdasarkan jumlah gol.
Informasi pribadi | |||
---|---|---|---|
Nama lengkap | Christian Vieri | ||
Tanggal lahir | 12 Juli 1973 | ||
Tempat lahir | Bologna, Italia | ||
Tinggi | 186 m (610 ft 3 in) | ||
Posisi bermain | Penyerang (pensiun) | ||
Karier junior | |||
Marconi Stallions Torino | |||
Karier senior* | |||
Tahun | Tim | Tampil (Gol) | |
1991–1992 1992–1993 1993–1994 1994–1995 1995–1996 1996–1997 1997-1998 1998–1999 1999–2005 2005–2006 2006 2006–2007 2007–2008 2008–2009 | Torino Pisa Ravenna Venezia Atalanta Juventus Atlético Madrid Lazio Internazionale Milan Monaco Atalanta Fiorentina Atalanta | 7 (1) 18 (2) 32 (12) 29 (11) 19 (7) 23 (8) 24 (24) 22 (12) 144 (103) 8 (1) 7 (3) 7 (2) 26 (6) 9 (2) | |
Tim nasional | |||
1992–1996 1997–2005 | Italia U21 Italia | 22 (11) 49 (23) |
Nama Christian Vieri sangat melekat di era 90-an. Bagaimana tidak, mesin gol asal Italia ini benar-benar fenomenal pada saat itu, ditambah kariernya yang agak aneh. Bisa dikatakan kepopulerannya hanya bisa dilampaui Rivaldo, Romario dan Sebastian Abreu.
Trio Amerika Selatan itu mungkin ditakdirkan untuk bersinar di sepak bola, sedangkan Vieri dengan mudah hilang dan tenggelam. Coba tanyakan siapa yang paling dia idolakan selama bertahun-tahun, dia akan dengan senang hati menjawab Allan Border, legenda kriket asal Australia.
Allen adalah seorang kapten kriket Australia dan kemampuannya pada olahraga ini memikat Vieri muda setelah keluarganya pindah ke Down Under dari Italia. Vieri tertarik dengan olahraga ini, tetapi akhirnya memilih sepak bola, menghabiskan waktunya untuk memasukkan bola ke gawang. Ini membuat La Nazionale bangga padanya.
Karier
Awalnya terbentuk dari pertemuan antara dua olahraga dan dua negara, ketika dibesarkan di komunitas Italia di Sydney. Pemikiran Vieri akhirnya lebih ke sepak bola ketika keluarganya kembali ke Italia. Dia mendedikasikan diri untuk sepak bola dan mengambil langkah pertama bermain dengan Prato di Serie C, kemudian bakatnya terlihat oleh Torino. Langkahnya untuk menuju papan atas tergolong cepat dan Vieri menikmati Serie A pertamanya tahun 1991. Dia berhasil mencetak satu gol dalam tujuh pertandingan, ketika itu dia belum tahu banyak hal yang terjadi berikutnya.
Selama 18 tahun kariernya, stiker yang akrab dipanggil Bobo karena badannya yang besar ini bermain untuk 13 klub, itu berarti hampir satu klub dalam satu tahun. Kariernya mulai melonjak ketika bermain untuk Atletico Madrid pada musim 1997-1998 mencetak 24 gol dari 24 pertandingan. Kembali ke Lazio musim berikutnya dan melempem dan pada 1998-1999 dia pindah ke Inter. Bersama Nerazzurri dia menemukan apa yang dia cari. Bermain enam tahun bersama La Beneamata dan mencetak 103 gol – Inter jadi satu-satunya klub yang dibela Vieri lebih dari satu musim.
Pada pengujung kariernya keanehan terjadi. Dalam waktu 27 bulan antara Mei 2005 sampai Agustus 2007 Vieri menandatangani enam kontrak di klub berbeda; Inter Milan, AC Milan, Monaco, Sampdoria, Atalanta dan Fiorentina.
Yang cukup mencengangkan ketika Vieri bermain di Sampdoria, selama 35 hari pertama dia tak tampil satu pertandingan pun dan kemudian pergi. Kepergiannya diselimuti misteri. Direktur Sampdoria pada saat itu, Giuseppe Marotta mengatakan mereka tak bisa mempertahankan Vieri yang mengalami depresi.
Vieri lalu bergabung dengan Atalanta dan digaji hanya 1.500 Euro per bulan dengan bonus gol luar biasa. Sayangnya dia hanya mencetak dua gol dan kemudian pergi ke Fiorentina pada musim panas. Dan pada akhirnya mengumumkan pensiun dari sepak bola profesional pada 20 Oktober 2009.
FIFA.com sempat mewawancarainya pada tahun 2014 pada saat pertandingan amal Annual Match Against Poverty (Pertandingan Tahunan melawan Kemiskinan). Laga-laga amal menjadi pengisi waktu Vieri setelah dia pensiun.
Ketika ditanya bersama siapa dia paling suka bermain, Vieri mengatakan: “Baggio, tak diragukan lagi yang terhebat yang pernah bermain dengan saya, bersama Zinedine Zidane dan Ronaldo,”
Kemudian soal Piala Dunia dia mengatakan: “Tak diragukan lagi itu pengalaman terbesar dalam hidup saya,” tambah Vieri. “Setiap pesepakbola bermimpi tentang Piala Dunia dan mewakili negara mereka di turnamen terpenting di bumi,”
Vieri tampil apik di Piala Dunia Prancis 1998, mencetak lima gol, namun langkah Gli Azzurri terhenti di perempat final, kalah adu penalti dengan tuan rumah. Dia kemudian bermain lagi di Piala Dunia 2002 Jepang-Korsel, tetapi Italia tumbang di babak 16 besar oleh Korea Selatan dan Vieri mencetak empat gol.
“Bermain di dua Piala Dunia merupakan pengalaman yang luar biasa. Selalu ada adrenalin dan atmosfer spesial. Itu fantastis,” tambah Christian Vieri.
Setelah pensiun ia mulai mencari cara untuk tetap sibuk, beruntung ada pertandingan amal yang diselenggarakan Ronaldo dan Zidane setiap tahunnya, laga yang membuat legenda Italia ini bahagia karena membantu orang lain.
Selain amal, Vieri juga mencoba peruntungannya di poker, real estate dan juga reality show. Namun, mencoba hal baru membawa masalah baru juga untuk Vieri, dan akhirnya dia kembali ke hal yang paling dia kuasai, sepak bola. Dia menjadi pundit untuk televisi Italia tentang Serie A, La Liga, Ligue 1, dan Liga Champions.
Prestasi
Klub
Torino
Coppa Italia: 1992–93
Juventus
UEFA Super Cup: 1996
Intercontinental Cup: 1996
Serie A: 1996–97
Lazio
Supercoppa Italiana: 1998
UEFA Cup Winners' Cup: 1998–99
Inter Milan
Coppa Italia: 2004–05
Internasional
Italia
UEFA Under-21 European Championship: 1994
sumber : wikipedia, google